Resume Mata Kuliah Agama Islam
Manusia
Makhluk Budaya
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Halo,
sobat literasi! Kali ini topik yang dibahas penulis tidak akan jauh-jauh dari
aspek budaya. Sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah dengan
akal yang digunakan untuk berpikir, manusia hendaknya menjadi makhluk dengan
kedudukan adab yang tinggi. Semoga bermanfaat. Berikut merupakan ulasannya.
Manusia
Dalam
sudut pandang etimologi banyak pendapat yang mengemukakan tentang kata manusia,
seperti kata manusia itu berasal dari kata manu (sangsekerta), mens (latin)
yang berarti berfikir, berakal budi atau mahluk yang berakal budi. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai mahluk yang berakal budi. Adapun
manusia dalam sudut pandang terminologi, kita bisa melihat dari berbagai macam
bidang keilmuan. Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk tertinggi dan paling beradab dibandingkan
dengan ciptaan Allah yang lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi
lagi dalam berfikir, karena mempunyai akal fikiran yang dapat memperhitungkan
tindakannya melalui proses belajar secara terus-menerus.
Budaya
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam
arti terminologi budaya adalah sebuah system yang memiliki koherensi. Menurut
E.B Taylor (1987) kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral
hukum, adat istiadat, pembawaan lain yang di peroleh dari anggota masyarakat
yang terbentuk dari anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman suatu
bangsa.
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini.Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan
dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan.
Hakikat
Manusia dalam Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang utuh yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
yang meliputi sistem, gagasan atau ide yang terdapat dalam diri manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan berupa benda-benda yang diciptakannya,
perilaku, seni dan lain sebagainya, yang didapat melalui penelitian.
Peran
manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal yakni agar dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah melalui alam ini.
Namun, perlu diketahui bahwa kebudayaan akan bernilai apabila manusia mampu
melaksanakan norma yang ada sesuai dengan aturan atau syari’at agama. Ajaran
Islam yang demikian telah mendorong umatnya untuk mengerahkan segala daya dan
upaya bagi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia dalam memperoleh segala
fasilitas Allah termasuk dalam pengembangan kebudayaan.
Manusia
sebagai Makhluk Budaya Menurut Islam
Dari
penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna
bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah,
sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ
Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Oleh
karena itu, manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki.
Masalah moral adalah yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey katakan:
إنّما الأمم
الأخلاق مابقيت فإنهمو ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Artinya:
“Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika akhlaknya sudah
lenyap, musnah pulalah bangsa itu”.
Akhlak
dalam syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan jika akhlak
suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan budaya bangsa tersebut akan
hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya,
harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta
akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling
bersinergi.
Bukti
bahwa manusia makhluk berbudaya adalah kita dapat mengembangkan potensi perilau
yang baik untuk bergaul dengan masyarakat dan lingkungan sosial sebagai insan
yang berbudaya dengan cara mengenal, memahami, dan menghargai budayanya
sendiri. Mengembangkan sikap sopan, ramah, dan rendah hati dalam berinteraksi
secara efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan sosial. Kita harus
dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang berbudaya dalam pergaulan
dunia.
SEKIAN ULASAN KALI INI, TERIMA KASIH
UNTUK ATENSI YANG DIBERIKAN.
Wassalmualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Sumber:
http://ridwan202.files.wordpress.com/2008/10/snag-009.jpg?w=645
http://rizkahidayanty.blogspot.com/2015/12/manusia-makhluk-budaya.html
https://www.kompasiana.com/tofa95/57e9e3874623bddd0bdd8748/manusia-sebagai-makhluk-budaya
Komentar
Posting Komentar